Cuaca dan Hama Turunkan Produksi Bawang Merah Cimaung
SOREANG, (PRLM).- Cuaca ekstrem dan serangan
organisme pengganggu tanaman (OPT) menyebabkan hasil panen bawang merah
di Desa Sukamaju, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung menurun hingga 40
persen. Selama dua musim terakhir, petani hanya bisa memanen 3 ton
bawang merah per hektare lahan dari jumlah normal 5 ton per hektare.
Salah seorang petani bawang merah di Kampung Cihanjaro, Desa Sukamaju, Yaya (40) mengatakan, serangan OPT dan cuaca ekstrem tidak hanya menurunkan kuantitas bawang merah yang dihasilkan. “Namun, dari segi kualitas juga banyak penurunan. Misalnya, daun bawang menjadi layu dan tak bisa dipanen akibat angin kencang dan hama ulat,” ujarnya saat ditemui Kamis (10/5/12).
Kendati demikian, kata Iwan, sejauh ini harga jual bawang merah di tingkat petani masih cukup stabil. Harga masih berkisar antara Rp 7000 sampai Rp 8000 per kilogram. Dengan pasaran seperti itu, penurunan hasil panen akibat cuaca dan serangan OPT diperkirakan telah menyebabkan petani merugi Rp 7-8 juta per hektare. Belum lagi kerugian yang disebabkan rusaknya daun bawang, sehingga tidak bisa dipanen dan dijual. (A-178/A-88)***
Salah seorang petani bawang merah di Kampung Cihanjaro, Desa Sukamaju, Yaya (40) mengatakan, serangan OPT dan cuaca ekstrem tidak hanya menurunkan kuantitas bawang merah yang dihasilkan. “Namun, dari segi kualitas juga banyak penurunan. Misalnya, daun bawang menjadi layu dan tak bisa dipanen akibat angin kencang dan hama ulat,” ujarnya saat ditemui Kamis (10/5/12).
Kendati demikian, kata Iwan, sejauh ini harga jual bawang merah di tingkat petani masih cukup stabil. Harga masih berkisar antara Rp 7000 sampai Rp 8000 per kilogram. Dengan pasaran seperti itu, penurunan hasil panen akibat cuaca dan serangan OPT diperkirakan telah menyebabkan petani merugi Rp 7-8 juta per hektare. Belum lagi kerugian yang disebabkan rusaknya daun bawang, sehingga tidak bisa dipanen dan dijual. (A-178/A-88)***